Mengajar Anak Sendiri di Rumah

Setelah memiliki anak, saya memilih untuk menjadi stay at home mom atau lebih tepatnya working at home mom. Kenapa? karena memang dari awal saya berkomitmen untuk mengasuh dan membesarkan anak saya dengan pengawasan penuh dari saya, sebut saja saya parno punya babysitter dan nggak rela anak saya diasuh oleh orang lain yang bukan keluarga.

Karena saya memiliki waktu yang fleksibel di rumah, sayapun punya banyak waktu untuk membaca, browsing ini itu soal pengasuhan anak dan lain sebagainya hingga saya memutuskan untuk mengajar anak saya sendiri di rumah.

Keinginan ini didukung dengan adanya kesempatan saya untuk belajar sistem pengajaran montessori di Sunshine Teachers Training yang buat saya, ini jadi highlight di tahun 2016, bisa baca di sini sedikit ceritanya. Cerita lengkap soal asal muasal saya mengambil diploma montessori ini di postingan lain ya, doain aja ada waktu dan inspirasi untuk menulis soal ini, maklum deh blogger amatir, nulisnya kadang setahun sekali hahaha.

Kebutuhan untuk mengajari anak saya sendiri di rumah juga datang karena karakter anak saya yang agak sulit cair sama orang baru, kemana-mana nempel emaknya dan punya energi lebih sehingga tiap harinya harus banget dikasih aktivitas. Sebelum usianya 2 tahun, yang saya lakukan adalah mengajaknya bermain sensori, messy play dan open ended play yang saya percayai mampu memberikan stimulasi pada perkembangan inderanya, mengasah imajinasi dan juga kreativitasnya.

Ketika usianya menginjak 2,5 tahun akhirnya saya mulai memasukkan pengajaran montessori melalui aparatus-aparatus montessori yang saya beli satu persatu dan dicicil dari jaman dia masih bayi. Kenapa montessori?Karena metode inilah yang saya rasa cocok bagi saya dan anak saya untuk belajar. Karena montessori selalu mempercayakan suksesnya pendidikan bukan hanya dari pengajarnya tapi faktor utama dari anaknya. Montessori percaya bahwa anak dapat mengajari diri mereka sendiri. Fungi pengajar hanya mengarahkan makanya disebutnya directress, montessori percaya bahwa sejatinya anak dapat belajar sendiri jika lingkungannya memadai dan tanpa paksaan.

Kecintaan saya akan pendidikan dan perkembangan anak ini juga yang menjodohkan saya dengan Productive Mamas, hasrat saya mengajar anak sendiri akhirnya meluap menjadi mengajar anak-anak bukan hanya anak sendiri. Kalau dengar kata "mengajar" sepertinya berat ya, tapi kadang dari proses "mengajar" ini justru saya yang "belajar". Dulu banget saya memandang sebelah mata sama guru PAUD dan TK, apa susahnya ngajarin art and craft, nyanyi-nyanyi, pakai baju atau sepatu sendiri, ngajarin sopan santun dll dsb, tapi justru sekarang saya baru tau bahwa masa emasnya perkembangan manusia dari segi karakter, sosial, kognitif dan fisik itu ya ketika dia masih dalam usia 0-6 tahun.

Ribet nggak sih ngajarin anak sendiri?Bukankah biasanya anak cenderung berperilaku "sulit" kalau diajari ibunya? Memang sih, ini juga yang saya alami, tapi saya percaya justru ibu itu adalah sekolah pertamanya anak-anak, sama siapa lagi orang pertama yang bisa kasih informasi tentang apapun dan dipercaya anak selain ibunya? Dan jika dengan ibunya, anak bisa jadi dirinya sendiri, jadi seharusnya apapun yang dicekokin ibunya nantinya juga lebih mudah masuknya sebelum ada pengaruh dari orang lain di luar sana.

Saya dulunya bersekolah dari TK dan tidak mengalami pra sekolah, jadi ini juga yang saya lakukan buat anak saya. Kalaupun nantinya dia sekolah ya mulainya dari TK entah TK A atau B, sesiapnya anak saya. Oleh karena itulah, sebelum masa sekolahnya dimulai, saya berkeputusan untuk mengajarinya sendiri di rumah, bermain sama-sama, mengajaknya ikutan playdate di mana-mana (ini sih juga karena saya sering bikin playdate sama teman-teman dekat atau bikin konsep playdate buat @productivemamas.event , silakan difollow IGnya ya dan yuk ikutan playdatenya!haha secuplik iklan gapapa ya!hihihi)

Jadi gimana memulai mengajari anak sendiri di rumah?Diawali dengan niat tulus ikhlas seraya berdoa pada Allah SWT, klise banget nggak tuh?haha tapi memang ini yang harus dilakukan dulu. Saya bikin poinnya deh biar jadi reminder juga buat saya.

  • Niat. Mengajari anak sendiri di rumah adalah sebuah petualangan seru dan seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, kalau anaknya "pintar" kredit pertama yang diberikan pasti karena orang tuanya dalam hal ini seringkali ibunya, dan nggak ada deh orang tua yang nggak mau anaknya pintar dan berkembang dengan semestinya.
  • Sabar dan Ikhlas. Percayalah bahwa apa yang ditanam dengan baik, maka hasil panennya akan baik pula.
  • Banyak baca buku mengenai perkembangan anak. Ini penting! karena inti dari pembelajarannya adalah memberikan stimulasi pada anak untuk berkembang dengan baik sesuai usianya.
  • Buat jurnal kegiatan anak atau kurikulum pembelajaran sederhana. Ini adalah yang jadi acuan apa yang mau diajarin ke anak, sesuaikan dengan usia dan perkembangannya. 
  • Enjoy it!. Proses mengajar seringkali menjadi proses belajar bagi orang tua, nikmati momen yang ada, jangan terlalu berharap pada hasil, anak belajar sendiri sesuai kapasitasnya, ciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan jadikan kenangan indah kebersamaan orang tua dan anak.

Semoga bisa jadi inspirasi untuk memulai mengajari dan mendapatkan pengalaman belajar dari proses belajar-mengajar ini ya buibu. Saya bukan psikolog atau ahli perkembangan anak, saya masih banyak salahnya jadi ibu, saya cuma satu dari sekian banyak ibu-ibu yang percaya bahwa pendidikan itu dimulai dari rumah. Saya percaya bahwa anak-anak fitrahnya baik, tugas kita menjaga fitrahnya yang baik itu dan membuatnya jadi pribadi yang lebih baik lagi dan membuat banyak hal yang baik pula dan lewat mereka kita bisa bikin dunia lebih indah. InsyaAllah.

















Comments

  1. Mb salaaam kenal. Seneng banget bs skolah diploma montessori :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba, iya Alhamdulillah. Salam kenal juga ya :)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts