Welcome to the World, Andra! (2)

Yuk dilanjutin ceritanya. 

Akhirnya setelah mengetahui keputusan dari dokter bahwa saya harus caesar, saya dipersiapkan oleh suster dan bidan untuk menjalani operasi yang akan dilaksanakan pukul 9 pagi dan saya panik. Kepanikan yang menjalar di tubuh dan pikiran saya karena hendak menjalani operasi ini ternyata memberikan pengaruh besar pada pembukaan, hingga akhirnya saat obgyn saya datang (hanya dalam kurun waktu 2 jam) pembukaannya sudah masuk pembukaan tujuh dan sakitnya ampun-ampunan akan tetapi ngga mungkin persalinan normal juga karena eh karena si bayik masih jauh di atas. 

Sebenarnya menanti waktu dimulainya operasi sembari kontraksi yang semakin lama semakin sakit sungguh bikin stress apalagi ternyata ada miskomunikasi antara obgyn dan bidan yang bertugas kala itu. Obgyn saya berpesan kepada si bidan untuk segera melakukan proses anestesi karena beliau sudah dalam perjalanan dan akan segera datang, namun entah kenapa pesan ini tidak tersampaikan sehingga saya baru dianestesi ketika si obgyn datang dan saya sudah masuk pembukaan ke-7. Kebayang dong ya rasanya, mau duduk atau membungkukkan badan untuk dianestesi aja udah ngga bisa dan saya perlu bantuan. Ditambah lagi kehebohan obgyn saya yang ngomelin si bidan kenapa proses anestesi tidak dilakukan sebelumnya (maksudnya ngga usah nungguin obgyn datang dan dimaksudkan juga supaya saya ngga nunggu kelamaan sehingga ketika obgyn datang proses operasi bisa langsung dimulai). 

Pembukaan tujuh dan harus dioperasi, kezel bingits kan rasanyaaaa?!Proses operasi pun dimulai sekitar pukul 09.10 dan  pukul 09.35 WIB lahirlah putri pertama saya dengan tangisan rockernya. Sebenarnya kenapa ya si bayi ogah turun dan masuk ke panggul?ternyata oh ternyata, barulah diketahui bahwa Andra (nama panggilan putri saya) terlilit tali pusar yang letaknya menyelempangi tubuhnya (macam miss universe gitu deh pake selempang di dada ahahaha) dan terlilitnya ini tidak terdeteksi via USG. Inilah alasannya kenapa bayi saya ini ngga turun-turun masuk ke panggul (padahal kepala sudah di bawah) walau pergerakannya aktif sekali dan terkadang lebay jogetnya di dalam perut (pernah satu kali perut saya mencong kanan kiri macam di film Resident Evil pada scene seorang perempuan hamil anak alien, ngeriiik bgt!).

Alhamdulillah, rasanya bahagia banget, akhirnya saya bisa melihat putri saya lahir dengan selamat walau proses IMD tidak berlangsung lama (hanya 10 menit) karena saya mual hebat dan kemudian muntah-muntah disebabkan maag yang kambuh (double jackpot banget ih).

Nayandra Kanya Anindya merupakan nama yang saya dan suami rangkaikan untuk nama putri pertama kami. Nayandra memiliki arti keindahan dan berpengetahuan, Kanya berarti perempuan dalam bahasa sansekerta dan Anindya dalam bahasa Jawa memiliki arti sempurna dan juga berarti “Anak Yudhi dan Dyah Ayu” (ini sih bisa-bisaannya saya sama suami aja sok-sok bikin singkatan biar mainstream, hahahaha). Sehingga jika dirangkaikan menjadi satu, Nayandra Kanya Anindya memiliki arti seorang perempuan yang memiliki wujud keindahan, berpengetahuan dan sempurna.

Untuk panggilan, saya dan suami memilih nama Andra yang berarti sempurna. Nama panggilan ini sebenarnya yang kepikiran duluan saat mau pilih-pilih kasih nama anak kami nantinya. Nama Andra juga kan unisex, jadi kalaupun ujug-ujug anaknya lahir laki-laki, ngga perlu ganti nama panggilan, hihihi. Nama Andra juga dipilih karena saya suka banget sama si cantik Andra Alodita, seorang fotografer yang humble serta bertalenta dan fakta bahwa suami saya ngefans berat sama Andra Ramadhan sang gitaris Dewa. Semoga nama yang kami pilih ini merupakan doa buat putri pertama kami ya. Insya Allah, Andra nantinya menjadi anak yang sempurna di mata keluarga, memiliki perilaku yang baik, cerdas, pembawa kebahagiaan, keberkahan dan bermanfaat bagi orang banyak, Aamin ya Robbal alamin. 

Selamat datang di dunia, anakku....

 





Comments

Popular Posts